nusakini.com - Internasional - Seorang atlet judo asal Aljazair akan dikirim pulang dari Olimpiade Tokyo setelah ia mengundurkan diri dari kompetisi untuk menghindari kemungkinan bertanding dengan lawan yang berasal dari Israel.

Fethi Nourine dan pelatihnya, Amar Benikhlef, pada hari Senin (19/7) menyampaikan ke media Aljazair bahwa mereka mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan melawan atlet Israel Tohar Butbul di babak kedua di divisi pria 73 kg. Nourine akan melawan atlet Sudan Mohamed Abdalrasool di babak pembukaan dan pemenangnya akan melawan Butbul.

Federasi Judo Internasional (IJF) telah menskors Nourine dan Benikhlef untuk sementara. Keduanya kemungkinan akan mendapatkan sanksi lebih dari Olimpiade. Komite Olimpiade Aljazair kemudian menghapus akreditasi mereka dan berencana untuk memulangkan keduanya.

IJF mengatakan perbuatan Nourine sangat berlawanan dengan filsuf IJF, mereka menetapkan kebijakan non-diskriminatori yang ketat, mempromosikan solidaritas sebagai prinsip utama, dan semua ini diperkuat dengan nilai-nilai yang dimiliki olahraga judo.

Nourine dan Benikhlef menegaskan pengunduran diri mereka merupakan dukungan politik kepada warga Palestina.

IJF sangat tegas dengan kebijakan anti diskriminasi mereka dan beberapa kali menunjukkan dukungan kuat untuk hak Israel dalam bertanding dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan April, IJF menskors Iran selama empat tahun karena negara ini menolak untuk mengizinkan atlet mereka berlawanan dengan atlet Israel. IJF mengatakan kebijakan Iran ini ketahuan setelah atletnya, Saeid Mollaei mengaku ia diperintahkan untuk kalah di babak semi final di 2019 world championship di Tokyo agar ia tidak berlawanan dengan pemenang dunia dari Israel, Sagi Muki. Larangan bermain untuk Iran ini akan berlaku hinggal bulan September tahun 2023.

IJF kemudian membantu keberangkatan Mollaei ke Jerman setelah kontroversi tersebut. Mollaei sekarang merepresentasikan Mongolia dan akan bertanding pada hari Selasa di Olimpiade.